Apartemen sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat urban, setidaknya menurut saya yang menghabiskan beberapa tahun jatah hidup di ibu kota. Ingin dekat dengan tempat kerja atau ingin tidur nyenyak tanpa kebingungan soal banjir, solusinya adalah apartemen. Ada seorang senior saya di universitas yang memilih untuk menjadi penghuni apartemen karena lelah dengan akses jalan menuju kosnya yang sering tidak bisa digunakan saat musim hujan tiba karena banjir. Was-was saat bekerja ketika hujan deras mulai turun dan belum sempat membereskan barang-barangnya, padahal kosnya seringkali terkena genangan banjir.
Ketika tinggal di Surabaya, saya dan suami memiliki pikiran yang kurang lebih sama bahwa pergeseran pola tempat tinggal masyarakat menjadi semakin dekat ke apartemen daripada rumah tinggal meskipun tidak disangkal bahwa rumah tinggal masih punya banyak peminat dari tahun ke tahun. Lihat saja, di Surabaya sudah ada beberapa apartemen yang dibangun di seluruh penjuru kota dan masih ada pula promosi yang sedang gencar dilakukan untuk pembangunan apartemen berikutnya.
Salah satu penyebab mengapa apartemen populer adalah karena sebab keterbatasan lahan, serta bahwa jika pembukaan area perumahan maka harus diikuti dengan pembangunan infrastruktur di perumahan itu dan sekitarnya membuat harga rumah tinggal menjadi semakin mahal saja. Apartemen memiliki selisih harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan rumah tinggal, tapi juga lebih praktis dan sesuai dengan gaya hidup masyarakat urban.
Apartemen lebih cocok untuk orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja, cocok untuk orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga-tetangga dan berpartisipasi pada kegiatan pertetanggaan. Orang yang hidup di apartemen jarang yang bahkan mengenal tetangganya sendiri, mungkin itu sisi negatifnya. Tapi maintenance apartemen juga lebih mudah dan tidak rumit dibandingkan rumah tinggal. Keamanan yang lebih terjamin, sistem penerimaan tamu dan lahan parkir yang luas juga menjadi daya tarik apartemen.
Pada kebanyakan apartemen yang pernah saya lihat, biasanya jadi satu atau dekat dengan pusat perbelanjaan dan pusat kebugaran. Bahkan tak jarang pusat perbelanjaan baru atau mall baru sengaja dibangun untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tinggal di apartemen dekat situ, sekaligus juga daya tariknya. Kehidupan modern seolah berpusat di apartemen, begitulah pandangan saya mengenai image dari jenis tempat tinggal ini.
Saya masih tetap berpikiran demikian jika saja tidak melihat sebuah video di youtube, belum lama ini. Sinematography videonya bagus banget, saya pikir ini film pendek atau trailer atau lagu yang entah apa, tapi secara mengejutkan ternyata berbicara mengenai sebuah apartemen bernama Apartemen Uttara di Yogyakarta. Suara minimalis, tanpa adanya penjelasan dari narator. Kita penonton hanya disuguhi gambar dan beberapa kata yang menjelaskan video yang bergantian memberikan penjelasan. Takjub betapa video itu mampu banyak berbicara tentang profil sebuah apartemen.
Saat ini memang saya dan suami tinggal di Surabaya, tapi tidak menutup kemungkinan jika suatu hari kami tinggal di Yogya, entah karena pilihan tempat untuk melanjutkan pendidikan atau karena peran profesi dan pekerjaan. Yang jelas jika saat itu masih ada tempat kosog di apartemen ini, saya sungguh ingin tinggal disana.
Apartemen Uttara menyajikan betapa konsep modernnya sebuah apartemen dapat bergerak selaras dengan lingkungan dan budaya yang sudah ada sejak lama di sekitarnya. Apartemen ini tidak jauh dari Malioboro dan pasar tradisional setempat, akses untuk menuju bandara Adi Sucipto juga bisa kita tempuh dengan hanya selama 10 menit saja. Kampus-kampus hype di Yogyakarta seperti UGM, UII dan UPN juga hanya sejauh 500 meter - 1 kilometer dari apartemen. Dekat ya... Strategis banget ini apartemennya.
Kolam renang yang terdapat di rooftop dan modern-nya bangunan Apartemen Uttara dari luar nampak kontras dengan elemen bagian dalamnya yang justru berkonsep modern minimalis yet back to nature dengan perabot dan interior yang menggunakan kayu dengan gaya khas Yogyakarta. Meskipun memakai kayu sebagai furnitur dan elemen interior, namun apartemen ini menggunakan kayu-kayu bekas dan daur ulang. Dengan membeli satu unit Apartemen Uttara, maka kita juga turut berkontribusi pada penanaman 100 pohon di pinggiran Yogyakarta yang digalakkan Uttara the icon. The real concept of Go Green, kalau menurut saya.
Kalau menurut kamu?