Kesempatan hidup yang bisa jadi kali terakhir. Sebagai pengingat bahwa kita mungkin tidak perlu menjadi tua terlebih dahulu untuk mati. Dalam situasi apapun, dengan umur yang semuda apapun. Kita bisa mati dengan sebab yang sebelumnya justru tidak kita perhitungkan.
Tapi meskipun paham bahwa kapanpun Allah bisa memanggil saya untuk pergi dari dunia ini, bukan berarti lantas saya tidak menjaga dengan baik apa yang Allah masih berikan kepada saya yaitu tubuh yang sehat.
Saya jadi teringat saat masih harus opname di rumah sakit. Saat itu karena kehabisan ruangan untuk satu kamar satu pasien, saya harus menempati ruangan yang didalamnya sudah ada seorang pasien yang lebih dulu dirawat dengan kondisi yang kurang lebih sama dengan saya, malah lebih parah.
Waktu itu saya harus menjalani operasi tulang. Saya ngga boleh menggunakan kaki saya untuk sementara waktu. Hanya bisa duduk selonjor dan tiduran. Duduk lagi, tiduran lagi, dengan udara panas yang berada dalam kamar hingga AC tidak kuat memberi udara yang cukup dingin untuk dibagi kepada 2 pasien beserta keluarganya yang berada dalam ruangan yang sama. Gerah dan serius saya super bosan karena nggak bisa kemana-mana. Dalam penantian jadwal operasi, hidup saya seperti berkisar diantara makan dan tidur.
Karena sama-sama menunggu jadwal operasi saya bahkan akhirnya tahu cerita dari mbak pasien yang opname seruangan dengan saya. Mbak ini sebut saya mbak C seorang bidan pulang kerja naik motor, mendadak ada yang menabrak motornya dari belakang dan terjadilah kecelakaan lalu lintas. Entah bagaimana posisi jatuhnya yang jelas kondisi terakhir yang dia tahu ketika dia sadar adalah sakit yang amat sangat di bagian panggul. Setelah pemeriksaan dokter ternyata ada bagian syaraf yang terjepit diantara dua patahan tulang. Kondisi ini sangat rawan hingga kemudian Mbak C tidak boleh banyak gerak, hanya boleh rebahan aja.
Ya rebahan memang menyenangkan apalagi sambil nonton drama dan scrolling aneka ketubiran di media sosial, tapi rebahan akan super tidak menyenangkan kalau itu satu-satunya hal yang kamu boleh lakukan. Jadi mau pipis dan BAB semuanya harus pakai kateter. Saya aja yang hidupnya cuma makan, duduk dan cuma bisa punya beberapa posisi yang enakeun aja berasa sengsara apalagi mbak C yang ngga bisa ngapa-ngapain karena nggak boleh, kudu ekstra hati-hati dan dibantuin. Mau garuk-garuk punggung aja pasti bingung mbaknya.
Waktu itu sebenarnya saya kepo sih, pengin tahu lebih lanjut tentang apa yang terjadi dan alasannya kenapa mbak C sampai segitunya nggak boleh ini itu. Tapi ya saat itu kan akses ke internet masih terbatas dan orang awam juga nggak bisa begitu aja akses search engine tanpa disuguhi artikel non ilmiah. Kudu milih-milih dan yang bisa milih-milih biasanya memang orang yang berkecimpung di bidang itu kan...
Beda dengan jaman sekarang, kalau mau nggak bodoh-bodoh amat soal kesehatan bisa buka Sehatq.com dan baca-baca artikel kesehatan yang ada disitu. Menurut saya artikelnya cukup ditulis dengan casual dan tidak ribet penuh bahasa medis sehingga orang-orang awam non medis seperti saya ini bisa mengerti apa yang sedang coba disampaikan oleh artikelnya. Baca-baca beberapa artikel di website-nya bisa menambah wawasan saya tentang dunia kesehatan. Paling tidak bisa saya lebih aware lah ya dengan kondisi tubuh sendiri. Kadang kan sebagai orang yang nggak ngerti medis, ya seperti saya ini, kalau sakit suka denial dan malah takut mau check up. Padahal cek kondisi kesehatan kita penting dilakukan agar jika adanya penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin. Ketika penyakit sudah terdeteksi sedini mungkin, diharapkan penanggulangannya pun juga dapat maksimal sehingga kemungkinan untuk sembuh lebih terbuka lebar.
Dulu setelah selesai operasi dan harus rawat jalan, saya dan keluarga juga cukup kesulitan mencari referensi dokter bedah tulang untuk kontrol. Akhirnya saya harus tinggal di rumah oom dan tante saya diluar kota untuk sementara hingga proses rawat jalan saya usai karena satu-satunya dokter bedah tulang yang keluarga saya tahu adalah yang tempat prakteknya satu kota dengan oom dan tante saya.
Sekarang sudah nggak perlu begitu, soalnya kita bisa akses dokter di berbagai kota melalui Sehatq.com. Kita juga bisa booking dokter melalui smartphone kita dengan mengunduh aplikasi Sehatq.com yang sudah tersedia di App Store dan Google Playstore. Bahkan Mbak C pun saat itu harus kontrol ke ibu kota provinsi pasca operasi dan dalam masa pemilihan. Dengan Sehatq.com kita bisa tahu Dokter Saraf terdekat dari alamat kita. Nggak harus sejauh itu setiap harus kontrol.
Ada yang suka buka-buka website sehatq.com untuk baca aneka artikel kesehatan disana juga?
No comments:
Post a Comment