pic source: Pinterest |
Beberapa bulan sebelum tidak lagi berangkat ke kantor, tidak lagi tinggal di ibukota, saya sudah menyampaikan pada suami bahwa saya ingin menempuh brevet pajak. Iya saya belum pernah brevet sekalipun brevet sudah lama difasilitasi oleh kampus saya dulu semasa saya masih kuliah. Tapi persoalannya tidak sesederhana itu. Ketika dulu merasa harus brevet, kondisi keuangan sedang tidak memadai. Sementara ketika sudah bekerja dan ada dana untuk itu, saya justru tidak punya waktu. Jangankan brevet, jalan-jalan dan piknik seperti kebanyakan orang saja saya jarang punya waktu.
Suami setuju waktu itu, tapi kami masih mencari waktu dan tempat yang cocok saat kami sudah berhenti LDR. Lama kami nggak ngobrol lagi soal itu karena dia sibuk dan saya juga ternyata jadi sibuk meskipun aktivitas saya lebih banyak di rumah. Ketika akhirnya kami berbicara mengenai brevet lagi berdua, kami sepakat bahwa sesegera mungkin dijalani maka akan lebih baik. Mumpung kami masih berdua, jadi pendidikan dan upgrading diri masih memegang urutan pertama prioritas.
Ya saya kemudian mendaftar brevet dan sudah sekian hari menjalani 'kuliah'nya di kota sebelah, alasan mengapa nggak di kota kami karena memang ada beberapa pertimbangan yang sudah kami bicarakan dan sepakati. Weekdays saya lewati di kota sebelah dan weekend bersama dia, mau tidak mau setengah LDR selama kurang lebih selama brevet berlangsung.
Seorang teman bertanya, apa nggak berat pulang-pergi terus begitu, setengah LDR lagi?
Saya jawab, ya pastinya tentu. Siapa bilang tidak berat apalagi kalau sudah biasa sehari-hari bareng. But life always needs some improvements, we need improvements. Dan dalam berbagai tinjauan keputusan, saya sudah izin kepada suami dan beliau jugalah yang memilihkan tempat ini karena relatif tidak terlalu lama dibandingkan program dari tempat lain.
Berangkat pagi-pagi ke kota sebelah di hari senin setelah weekend mengurus semua keperluan dari yang mencuci baju, memasak untuk keperluan makan dia beberapa hari kedepan dan baking untuk cemilan bekalnya bekerja. Saya juga harus memberi intruksi dia cara mencuci kotak bekalnya dengan benar pakai Sunlight. Memang kelihatannya sepele sih, tapi kotak bekal yang asal dicucinya meskipun cuma nampung cemilan pasti jadinya lengket kalau nyucinya nggak pas. Selain lengket juga baunya apek.
Mencuci kotak bekal maupun piring bekas makan memang nggak bisa sembarangan, harus pakai sunlight yang dilarutkan ke air dan dibasuh gosok ke setiap sudut kotak bekal. Manfaat jeruk nipis dari sunlight akan membuat perlengkapan makan kita kesat dan nggak lengket, seberminyak apapun makanan yang sebelumnya dikonsumsi menggunakan perlengkapan makan itu. Sunlight juga membuat perlengkapan dapur bebas bau apek dan amis, sebrutal apapun cara masak, dengan pencucian yang benar pakai Sunlight jadi seger bau jeruk nipis.
Ketika 'kuliah berakhir, pada malam pengakhiran jadwal brevet setiap minggu, ada perjalanan cukup panjang yang harus ditempuh, waktu yang diluangkan dan pekerjaan setumpuk yang harus diselesaikan. Tapi hidup memang selalu butuh pergerakan, ya kan? Utamanya, bergerak maju. Lelah sih, tapi percaya saja tidak akan ada usaha yang sia-sia. Itu menurut saya dan dia :)
Suami setuju waktu itu, tapi kami masih mencari waktu dan tempat yang cocok saat kami sudah berhenti LDR. Lama kami nggak ngobrol lagi soal itu karena dia sibuk dan saya juga ternyata jadi sibuk meskipun aktivitas saya lebih banyak di rumah. Ketika akhirnya kami berbicara mengenai brevet lagi berdua, kami sepakat bahwa sesegera mungkin dijalani maka akan lebih baik. Mumpung kami masih berdua, jadi pendidikan dan upgrading diri masih memegang urutan pertama prioritas.
Ya saya kemudian mendaftar brevet dan sudah sekian hari menjalani 'kuliah'nya di kota sebelah, alasan mengapa nggak di kota kami karena memang ada beberapa pertimbangan yang sudah kami bicarakan dan sepakati. Weekdays saya lewati di kota sebelah dan weekend bersama dia, mau tidak mau setengah LDR selama kurang lebih selama brevet berlangsung.
Seorang teman bertanya, apa nggak berat pulang-pergi terus begitu, setengah LDR lagi?
Saya jawab, ya pastinya tentu. Siapa bilang tidak berat apalagi kalau sudah biasa sehari-hari bareng. But life always needs some improvements, we need improvements. Dan dalam berbagai tinjauan keputusan, saya sudah izin kepada suami dan beliau jugalah yang memilihkan tempat ini karena relatif tidak terlalu lama dibandingkan program dari tempat lain.
Berangkat pagi-pagi ke kota sebelah di hari senin setelah weekend mengurus semua keperluan dari yang mencuci baju, memasak untuk keperluan makan dia beberapa hari kedepan dan baking untuk cemilan bekalnya bekerja. Saya juga harus memberi intruksi dia cara mencuci kotak bekalnya dengan benar pakai Sunlight. Memang kelihatannya sepele sih, tapi kotak bekal yang asal dicucinya meskipun cuma nampung cemilan pasti jadinya lengket kalau nyucinya nggak pas. Selain lengket juga baunya apek.
Mencuci kotak bekal maupun piring bekas makan memang nggak bisa sembarangan, harus pakai sunlight yang dilarutkan ke air dan dibasuh gosok ke setiap sudut kotak bekal. Manfaat jeruk nipis dari sunlight akan membuat perlengkapan makan kita kesat dan nggak lengket, seberminyak apapun makanan yang sebelumnya dikonsumsi menggunakan perlengkapan makan itu. Sunlight juga membuat perlengkapan dapur bebas bau apek dan amis, sebrutal apapun cara masak, dengan pencucian yang benar pakai Sunlight jadi seger bau jeruk nipis.
Ketika 'kuliah berakhir, pada malam pengakhiran jadwal brevet setiap minggu, ada perjalanan cukup panjang yang harus ditempuh, waktu yang diluangkan dan pekerjaan setumpuk yang harus diselesaikan. Tapi hidup memang selalu butuh pergerakan, ya kan? Utamanya, bergerak maju. Lelah sih, tapi percaya saja tidak akan ada usaha yang sia-sia. Itu menurut saya dan dia :)
Semangan Niiin
ReplyDeleteIyanih nind klo nyuci kotak bekal itu hrs benerrrr.. Aku tiap hari nyuci jg, punya Kaina ^^ ini yg brevet yaa
ReplyDelete